Things i feel bad in this life!
Sesekali out of topic boleh lah ya. Biasanya cuma
bahas kecantikan, sekarang mau ngebahas sesuatu yang tiba-tiba terlintas begitu
aja. Aku yakin bukan cuma aku yang sebenernya punya banyak
pemikiran macam ini, tapi kadang males buat disampein, bingung mau
digimanain, galau mau diceritain ke siapa, akhirnya cuma jadi wacana dalam hati aja.
Saat ini aku beranikan diri buat nulis, entah ada yang baca atau enggak, yang terpenting ide-ide ini sudah terbentuk jadi tulisan, bukan cuma wacana dalam hati semata.
Saat ini aku beranikan diri buat nulis, entah ada yang baca atau enggak, yang terpenting ide-ide ini sudah terbentuk jadi tulisan, bukan cuma wacana dalam hati semata.
Well,
Ada banyak banget pikiran-pikiran yang kadang
mengganggu. Pikiran soal diri dan ke orang lain juga. Gini nih misalnya, pengen
banget orang lain tau, pengen banget orang lain berubah seketika itu juga, dan
menggebu-gebu pengen tunjukin suatu hal ke orang lain. Tanpa membayangkan,
apakah si orang lain itu akan “agree” ataukah “refuse”. Lalu hal-hal apa aja
sih yang sebenernya bikin kita pengen orang lain tau?
Ada waktu-waktu tertentu yang bikin aku beberapa
menit jadi super paham sama diri sendiri. Waktu-waktu sakral yang beberapa kali
memunculkan perasaan menyesal, benci, bahagia, bersyukur, macem-macem pokoknya.
Waktu sakral itu pertama yaitu waktu
aku naik motor sendirian, kedua
waktu nganggur sendirian, ketiga waktu
aku merasa senang. Totally random, but who care?
Super weird but I believe you have ever felt
something like those before.
Semenjak jaman sekolah, dari SD - SMP - SMA jarang banget
punya waktu sendiri. Kaliam pasti paham, jiwa muda itu cenderung teriak-teriak, main-main, banyak
teman, banyak kegiatan, serba crowd dan meriah. Kemudian selama masa itu pula
aku merasa 'senang'. Bahkan hal itu masih berlaku sampai waktu-waktu ini.
Sekarang aku 24 tahun, dan single. *Definisi senang disini cenderung
ke keadaan di luar, bukan kondisi di dalam batin kita sesungguhnya.
Kesenangan yang meluap-luap itu sepertinya yang jadi lonceng besar dalam batin. Berdenting terus, bernada, berirama tanpa ada yang bikin goyah sedikitpun.
Kesenangan yang meluap-luap itu sepertinya yang jadi lonceng besar dalam batin. Berdenting terus, bernada, berirama tanpa ada yang bikin goyah sedikitpun.
Throwback.
Jadi pas mulai awal kerja ya usia 21 tahunan.
Masih menggebu-gebu, pengen ini itu, ada berjuta harapan yang seakan bakal
terwujud semua seiring bertambahnya waktu.
But, things come to be different when Im hoping too much.
Contoh real aja nih, pengen cobain semua makanan yang aneh waktu gajian, pengen pergi ke segala tempat yang belum pernah dijamah, pengen nabung sebanyak-banyaknya, pengen segera nikah, pengen hidup bebas bahagia.
FAKTANYA, akhirnya makan apapun selama kamu laper itu udah jadi enak banget, cobain pergi ke tempat yang agak jauh sok-sok mau kekinian beberapa hari ternyata melelahkan, nabung cuma jadi wacana karena kubutuhan seolah meningkat, setahun lalu galau karena belum nikah dan sampe sekarang belum juga nikah tapi sudahlah nothing to lose, hidup bebas tanpa aturan kaya anak pu*k misalnya malah ga memunculkan kesan bahagia sama sekali. Jadi, beberapa fakta ini sebenernya yang jadi pemikiran dalam waktu-waktu sakralku.
But, things come to be different when Im hoping too much.
Contoh real aja nih, pengen cobain semua makanan yang aneh waktu gajian, pengen pergi ke segala tempat yang belum pernah dijamah, pengen nabung sebanyak-banyaknya, pengen segera nikah, pengen hidup bebas bahagia.
FAKTANYA, akhirnya makan apapun selama kamu laper itu udah jadi enak banget, cobain pergi ke tempat yang agak jauh sok-sok mau kekinian beberapa hari ternyata melelahkan, nabung cuma jadi wacana karena kubutuhan seolah meningkat, setahun lalu galau karena belum nikah dan sampe sekarang belum juga nikah tapi sudahlah nothing to lose, hidup bebas tanpa aturan kaya anak pu*k misalnya malah ga memunculkan kesan bahagia sama sekali. Jadi, beberapa fakta ini sebenernya yang jadi pemikiran dalam waktu-waktu sakralku.
Aku pun pusing sendiri memikirkan fakta bahwa
banyak kegagalan nyata yang aku alami. Yang mungkin orang lain gak tahu, orang
lain gak liad. Orang lain taunya hidupku beres, enak, nyaman, bahagia. Padahal
ada sekarung kegagalan nyata yang aku buat sendiri *sepertinya*.
Jadi, aku mulai sepakat, kalo kegagalan itu terjadi karena harapan yang terlalu luas dan keinginan yang kurang realistis. *noted
Jadi, aku mulai sepakat, kalo kegagalan itu terjadi karena harapan yang terlalu luas dan keinginan yang kurang realistis. *noted
Seketika di motor memikirkan, boleh jadi aku lebih
baik kalo aku gak usah berkeinginan yang macem-macem. Bisa jadi aku gak merasa
segagal ini kalo aku gak berkeinginan seheboh itu. Tapi lama-lama aku juga mikir
nih, semacam orang lagi lari-lari terus liad kursi ya sewajarnya kalo dia
pengen duduk bentar, ambil nafas lalu lanjutin lari lagi sampe ke tempat yang
dia tuju.
Kesimpulannya, berkeinginan itu bukan kesalahan, selama aku yakin masih bisa lari lagi sampe ke finish yang aku mau, it’s good I think.
Berkeinginan ataupun berharap bukan pada banyak hal, tapi pada satu hal yang kamu udah yakin ada kemungkinan besar terjadi, bukan ke hal yang masih abu-abu. Berkeinginan juga menjadi menyenangkan ketika apa yang jadi tujuan adalah something yang realistis. Berkeinginan pun tak perlu yang terlalu jauh, coba focus pada apa yang bisa dilakuin dalam waktu dekat, pada orang disekitarmu, dan hal itu bakal jadi positive energy buat batinmu. Hal baik ataupun ujian dikemudian hari pasti akan kita alami juga, toh gak ada sesuatu hal *dalam hidup* yang emang bisa mulus seperti apa yang kita rencana.
Kesimpulannya, berkeinginan itu bukan kesalahan, selama aku yakin masih bisa lari lagi sampe ke finish yang aku mau, it’s good I think.
Berkeinginan ataupun berharap bukan pada banyak hal, tapi pada satu hal yang kamu udah yakin ada kemungkinan besar terjadi, bukan ke hal yang masih abu-abu. Berkeinginan juga menjadi menyenangkan ketika apa yang jadi tujuan adalah something yang realistis. Berkeinginan pun tak perlu yang terlalu jauh, coba focus pada apa yang bisa dilakuin dalam waktu dekat, pada orang disekitarmu, dan hal itu bakal jadi positive energy buat batinmu. Hal baik ataupun ujian dikemudian hari pasti akan kita alami juga, toh gak ada sesuatu hal *dalam hidup* yang emang bisa mulus seperti apa yang kita rencana.
Sekarang, sudah mulai aku sederhanakan berbagai
keinginan yang sebenernya cuma fenomena musiman. And I feel so much better.
Segera
sederhanakan mimpi yuk...
Misalnya begini,
Pertama,
Sekedar makan masakan ibu dirumah setiap hari betapa itu makanan terbaik, ada bahagia dan ada perasaan mendalam. Diluar sana, banyak orang rantau ingin pulang kampung, hanya sekedar kangen makan masakan ibu dirumah. Ibu juga super bangga karena masih ada orang yang setia jadi penikmat masakannya. Sederhana bukan? dan aku ga perlu lagi buang-buang waktu hanya untuk urusan "makan", seperti yang aku cita-citakan
Kedua,
Sekedar makan masakan ibu dirumah setiap hari betapa itu makanan terbaik, ada bahagia dan ada perasaan mendalam. Diluar sana, banyak orang rantau ingin pulang kampung, hanya sekedar kangen makan masakan ibu dirumah. Ibu juga super bangga karena masih ada orang yang setia jadi penikmat masakannya. Sederhana bukan? dan aku ga perlu lagi buang-buang waktu hanya untuk urusan "makan", seperti yang aku cita-citakan
Kedua,
Cukup berdiam diri dirumah, memulai membaca
apapun, merawat diri, mengasah hobi, itu lebih baik ketimbang jalan-jalan buang
waktu *dan duit* ke luar kota dan melelahkan. Sederhana bukan? Dan sekarang aku
jadi males main-main ga penting, dirumah nonton youtube aja udah bahagia. #yawn
Ketiga,
Dalam status single, ada banyak kebutuhan yang
harus dipenuhi, misalnya perlu beliin orangtua sesuatu yang dari dulu gak bisa
kamu beliin, atau bantuin uang belanja orang tua, sometimes perlu ikutin tuh program
sosial walau sekedar bantu semampunya, atau sekali-kali juga perlu dicoba traktir
keluarga pake uang sendiri. Yang gak kalah penting kalo udah punya penghasilan,
alangkah baiknya kalo bisa belajar menyisihkan uang untuk orang yang lebih membutuhkan. So, nabung ga
perlu strength banget, yang penting ada sisa yang masih kamu simpan, pasti
beberapa waktu akan terkumpul juga kok. Sederhana kan ?
Nah soal pengen nikah dan hidup bebas bahagia,
lanjut di post selanjutnya yaa…
Sekian.
Thanks for stalking my planet !
Thanks for stalking my planet !
Sudah benarkah mimpimu?
Reviewed by Dini Nh
on
April 02, 2017
Rating: